Pacitan – Ada yang susah ada yang bungah akibat mahalnya harga cabai rawit belakangan ini.Yang susah tentu saja konsumen. Sedangkan yang bungah adalah produsen atau petani cabai rawit.
Salah satunya, pasangan suami-istri (pasutri) Sujud dan Tiarsih, warga Dusun Laos, Banjarjo, Kebonagung, Pacitan.
Pasangan petani lansia tersebut mendapat berkah memasuki musim panen tanaman cabai rawitnya. Sebab, harga jualnya kian melejit. Dari biasanya sekitar Rp 20 ribu per kilogram, kini hasil panennya ditebus tengkulak Rp 33 ribu.
Menurut dia, cabai rawit yang mereka tanam menghasilkan 25 kilogram sekali panen. Supaya tetap untung dia memanen setiap tiga hari sekali. dia mengatakan bahwa hasil panen cabainya di Perkiraan bisa mencapai 100 kilogram.
Sujud menambahkan, mendapat untung besar dari panen cabai rawit kali ini. Alasannya, biaya produksi dibanding dengan keuntungan cukup jauh. Keuntungannya dua kali lipat dari biasanya,
Sementara Sutini, salah seorang pedagang bumbu dapur di Pasar Arjowinangun, Pacitan di pihak yang susah. Sebab, saat ini harga cabai rawit tembus Rp 80 ribu per kilogram. Padahal, dua hari lalu, masih berkisar Rp 65 ribu.
Menurut dia, kenaikan harga lantaran kiriman dari pemasok tidak sebanyak biasanya. Meski harga naik signifikan, keuntungan Sutini malah turun. Pasalnya daya beli konsumen juga ikut turun. (Gm/RadarMadiun)