Bojonegoro – Aksi pembersihan blooming eceng gondok di Sungai Bengawan Solo sekitar kawasan jembatan Kecamatan Malo tidak cukup berdampak pada pengurangan jumlah tanaman gulma yang ada di permukaan sungai.
Aksi pembersihan tanaman air tawar itu dilakukan oleh KOLABS yang mendatangkan sekitar 500 relawan pada Minggu (29/10/2023) dan dilanjutkan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, hingga Rabu (1/11/2023).
Aksi pembersihan itu dinilai kurang optimal karena blooming vegetasi sangat cepat dan sudah berlangsung sangat lama, sekitar 24 September 2023. Sementara disekitar jembatan, eceng gondok sudah sangat rapat dan ketebalan diatas satu meter.
Menurut salah seorang perwakilan aliansi KOLABS Putut Prabowo, mengatakan gerakan masyarakat sipil yang melakukan aksi pembersihan eceng gondok tersebut disadari tidak dalam rangka mengatasi masalah. Namun sebagai bagian fungsi kontrol dan upaya penyebarluasan informasi tentang ancaman kebencanaan yang timbul, Kamis (02/11/2023).
Menurut Putut, kemampuan saat ini yang bisa dioptimalkan adalah potensi tenaga kerja dari OPD, Kepolisian, TNI dan Institusi perusahaan (Jasa Tirta, PDAM, Perhutani) serta relawan dari Masyarakat Sipil. Untuk peralatan, yang bisa cepat diterjunkan untuk operasional adalah excavator, dumptruck, serta mini amphibi excavator. (Fm/beritajatim)