Wonogiri – Air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menyusut pada musim kemarau tahun ini. Kompleks makam yang biasanya tertutup air pun mulai terlihat dari tengah waduk.
Kompleks makam yang terlihat di tengah waduk itu masuk dalam wilayah Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro. Kompleks itu berjarak sekitar 200 meter dari jalan perkampungan.
Warga setempat Kasumawi menyebutkan jalan menuju kompleks makam dikelilingi lahan pertanian. Sebab saat air waduk menyusut, warga memanfaatkan lahan yang biasa tergenang air itu untuk bercocok tanam.
Di komplek makam itu, ada batu kijing yang berserakan, namun ada juga yang masih utuh. Beberapa di antaranya juga ada yang rusak karena terkikis air. Hampir semua kijing di sana berwarna putih dan menyerupai batu.
Sebagian kijing tertulis nama jenazah dan tahun meninggal. Namun rata-rata tulisan itu sudah sulit terbaca. Selain itu ada kijing yang bertuliskan aksara Jawa.
Camat Wuryantoro Seomardjono Fadjari mengatakan mengatakan makam yang terlihat di perairan WGM itu merupakan makam warga sebelum ada proyek pembangunan waduk. Makam itu saat ini masuk di wilayah Lingkungan Jaban Kelurahan Wuryantoro. Belum semua makam terlihat ke permukaan. Sebab, ada sebagian makam yang tergenang air dari waduk.
Kemunculan kijing di perairan WGM saat kemarau seperti ini membuktikan jika dulu perairan WGM adalah permukiman warga. WGM dibangun pada 1978 dan mulai dioperasikan 1980.
Pada saat itu sekitar 41.000 warga yang tinggal di 45 desa di enam kecamatan di Wonogiri harus dipindah atau transmigrasi.
Fadjari menambahkan selain di lingkungan Jaban, kompleks makam yang muncul saat air waduk menyusut juga terjadi di Desa Sumberejo. Namun saat ini akses menuju ke sana belum bisa dilewati karena air waduk belum surut total. ( Fm/detikjateng )