Wonogiri – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri memperkirakan sebanyak 18.666 jiwa terdampak kekeringan di sejumlah desa wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.
Mereka sulit mengakses air bersih. Upaya penanganan krisis air jangka pendek dan panjang pun bakal dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri segera mungkin.
Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Trias Budiono, mengatakan telah memetakan wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang. Setidaknya saat ini ada 6.354 keluarga atau 18.666 jiwa yang mengalami krisis air bersih.
Mereka tersebar di 117 dusun, 25 desa, dan tujuh kecamatan meliputi Paranggupito, Giritontro, Giriwoyo, Eromoko, Nguntoronadi, dan Tirtomoyo.
Pemkab Wonogiri telah menyiapkan anggaran senilai Rp500 juta untuk bantuan air bersih kepada belasan ribu warga terdampak kekeringan tersebut. Trias menyebut dengan anggaran itu, BPBD bisa mengirim hampir 2.000 tangki air bersih berkapasitas 6.000 liter per tangki.
Bantuan itu rencananya disalurkan mulai pertengahan Oktober sampai pertengahan November 2023. Nantinya penyaluran bantuan air bersih dilakukan bergiliran ke dusun-dusun terdampak kekeringan. Jadi tidak secara serentak. Pihaknya akan menyesuaikan dengan kebutuhan warga, Jumat (22/9/2023).
Trias menerangkan penyaluran bantuan itu sebagai antisipasi kemarau panjang. Pemkab Wonogiri berupaya agar tidak terjadi keadaan darurat kekeringan.
Di sisi lain, penyaluran bantuan air bersih juga untuk mengurangi beban pengeluaran warga yang biasanya membeli air. Selama ini, warga terdampak kekeringan di Wonogiri yang belum menerima bantuan air bersih harus membeli air seharga Rp.200.000-Rp.250.000 per tangki isi 6.000 liter.
Selain pemerintah, selama kemarau tahun 2023 ini, sejumlah bantuan juga disalurkan dari kelompok-kelompok masyarakat dan program corporatesocial responsibility(CSR) sejumlah perusahaan.
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelontorkan anggaran senilai total Rp100 juta berupa mesin pompa air, pipa saluran air, dan air bersih sebanyak 241 tangki kepada warga terdampak kekeringan di Wonogiri.
Saat ini yang tercatat di BPBD Wonogiri sudah ada sekitar 401 tangki berisi air bersih yang disalurkan kepada warga terdampak dari sejumlah kelompok masyarakat dan CSR.
Menurut Trias, penyaluran bantuan air bersih itu sebagai solusi jangka pendek penanganan krisis air bersih di sejumlah wilayah di Wonogiri. Pemkab Wonogiri juga berupaya menangani krisis air bersih saat kemarau untuk jangka panjang.
Dengan berusaha mencari sumber-sumber air bawah tanah terutama di wilayah Wonogiri selatan. Beberapa upaya itu sudah berhasil dan dirasakan manfaatnya oleh warga.
Misalnya di Paranggupito yang sebagian besar keluarga sudah mendapatkan layanan air bersih yang bersumber dari sumber Banyu Towo di Desa Paranggupito dan sumber Waru di Desa Gudangharjo kecamatan setempat. (Mu/solopos)