Ponorogo – Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko secara resmi mengukuhkan puluhan relawan (volunteer) yang akan bertugas dalam perhelatan budaya akbar Grebeg Suro Ponorogo 2025, Minggu (15/6) di aula gedung Bappeda.
Dalam pidatonya yang sangat semangat, Bupati menegaskan bahwa Grebeg Suro tahun ini bukan sekadar acara tahunan, tetapi momentum penting untuk mengangkat martabat Ponorogo di mata dunia.
Para volunteer yang dikukuhkan merupakan pemuda-pemudi pilihan yang siap menjadi garda depan dalam menyambut tamu, mengawal kelancaran acara, serta menjadi wajah keramahan masyarakat Ponorogo.
Kehadiran mereka dinilai sangat strategis, terlebih pasca penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intensible Cultural Heritage) oleh UNESCO pada Desember tahun 2024
“Saya sangat bersyukur dan bangga atas semangat para relawan hari ini. Kalian bukan hanya membantu acara, tapi sedang memperjuangkan martabat dan harga diri Ponorogo,” ungkap Bupati Sugiri dalam sambutannya.
Bupati juga mengingatkan bahwa Grebeg Suro 2025 harus tampil lebih sempurna dari tahun-tahun sebelumnya. Selain menyuguhkan Kirab Pusaka dan Festival Nasional Reog, tahun ini menjadi sangat istimewa karena Pemerintah Kabupaten juga tengah mengajukan Ponorogo ke UNESCO sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network.
” Kami telah mengirim untuk ke Korea bertemu dengan walikota Jiju dan Jeonjong dalam acara UCN. Insyaallah akhir tahun ini Ponorogo akan di tetapkan kota kreatif jaringan (Creative Cities Network) dari UNESCO.
Ia menutup pidatonya dengan pesan mendalam kepada para volunteer: perjuangan mereka bukan demi pribadi atau pemerintah daerah, melainkan demi Ponorogo sebagai kota kelahiran Reog dan warisan budaya luhur yang kini mendunia.
“Memang tidak digaji, mungkin tidak sejahtera. Tapi dari sinilah sejarah dimulai. Kalian bagian dari perjalanan Ponorogo menuju masa depan yang sejahtera. Selamat bergabung, para volunteer darah mu adalah darah ku darah kita semua bersatu dalam grebeg suro 2025 ini,” tutupnya.
Dengan dikukuhkannya para volunteer ini, semangat kebersamaan dan gotong royong yang menjadi jiwa masyarakat Ponorogo kembali ditegaskan. Mereka bukan sekadar relawan, melainkan wajah dari generasi muda yang siap menjaga dan mengangkat martabat budaya daerah.
Grebeg Suro 2025 bukan hanya sebuah perayaan, melainkan panggung kebudayaan yang menjadi bukti bahwa Ponorogo layak diperhitungkan di tingkat dunia. Melalui peran aktif para volunteer, Pemerintah Kabupaten optimis gelaran ini akan berjalan lebih baik, lebih tertib, dan lebih membanggakan. (hmr)