Ponorogo – DPRD Kabupaten Ponorogo menyerahkan bantuan alat kesehatan kepada sejumlah pesantren dalam acara yang digelar di Halaman Depan Gedung Terpadu Jl. Basuki Rahmad Tonatan, Rabu (7/5/2025). Kegiatan ini merupakan upaya mendukung program “Pesantren Sehat” melalui penyediaan alat pendeteksi kesehatan dan pendampingan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Pada kegiatan kali ini, sebanyak 22 pondok pesantren menerima bantuan alat kesehatan, di antaranya: PP. AL-BAROKAH, PP. AL-IDRIS, PP. ITTHATUL UMMAH, PP. BANI HASAN, PPTO NURUL HASAN JURANGGANDUL, PP. HUDATUL MUNA AL-AMIIN 1, PP. WALISONGO NGABAR PUTRA, PP. DARUL HIKAM MLARAK, PP. ROUDLOTUT-THOLABAH “AL-MUHYI”, PP. DARUL ARDHOM YANGGONG, PPTO AISYYAH BANGUNSARI, PP. AL-HIKMAH NGRAYUN, PP. AL-HIKMAH SIMAN, PP. MBS JETIS, PPTO AHMAD DAHLAN PUTRI, PP. NURUL AKBAR, PP. DARUSSALAM BANGUNSARI, PP. CHASANUL HIDAYAH, PP. DARUSSALAM GONTOR, PP. UYYUN AL-HIKAM, PP. MIFTAHUL JANNAH, PP. AL. MUKARROM.
Saat ditanya wartawan mengenai pelatihan bagi santri pascapenyerahan bantuan, Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, S.H., M.Si., menjelaskan, “Proses pendampingan sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan bersama pesantren. Alat-alat ini akan digunakan untuk deteksi dini kesehatan santri. Saat ini dari target 60 pesantren sehat, baru 31 yang terpenuhi. Masih kurang 29, dan kami akan bersinergi untuk mencapainya. Pesantren adalah bagian dari pemerintah daerah, sehingga tujuan akhirnya adalah mewujudkan Ponorogo Sehat melalui dukungan alat kesehatan di tiap pesantren.”
Terkait program Santri Husada (program kesehatan berbasis santri), Dwi Agus menambahkan, “Santri Husada mirip dengan Saka Husada di Pramuka, tetapi dikhususkan untuk pesantren. Dinas Kesehatan akan terus mendampingi agar pesantren sehat bisa terwujud.”
Ustadz Sabar, perwakilan Pondok Gontor, menyampaikan apresiasi: “Alhamdulillah, bantuan ini bukti perhatian pemerintah, khususnya Bupati. Selama ini, fokus kesehatan lebih ke kuratif (pengobatan) di rumah sakit. Namun, dengan alat ini, kami bisa memperkuat upaya promotif dan preventif. Dengan ribuan santri yang tinggal di asrama, screening kesehatan melalui pemeriksaan tanda vital (DTV) akan lebih mudah. Deteksi dini ini diharapkan mengurangi risiko hingga ke tahap pengobatan.”
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang kolaborasi dengan puskesmas meski pesantren sudah memiliki rumah sakit, Ustaz Sabar menegaskan: “Kolaborasi sangat diperlukan. Kami tidak mungkin bergerak sendiri. Sinergi dengan puskesmas, Forum Pondok Pesantren (FPP), serta dukungan pemerintah dan kyai akan menghasilkan outcome yang lebih baik.”
Ia juga berharap bantuan serupa terus berlanjut: “Ke depan, kami berharap bantuan seperti ini kembali diberikan kepada pesantren agar upaya menjaga kesehatan santri semakin optimal.”
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat layanan kesehatan preventif di lingkungan pesantren, sekaligus mendorong target Kabupaten Ponorogo Sehat melalui kolaborasi multipihak. (hmr)