Ponorogo – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Ponorogo mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Penyakit ini dapat menyerang semua umur dengan gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit.
Amanto Santoso Ongko, Dokter Spesialis Dalam Rumah Sakit Darmayu mengatakan, bahwa ada peningkatan pasien yang terjangkit DBD. Amanto juga menjelaskan bagaimana gejala awal yang timbul.
“Keluhannya bisa demam tinggi yang mendadak, sakit kepala, nyeri dibelakang mata, nyeri otot, tulang dan sendi rasanya badan sakit semua, ada juga mual muntah serta ruam pada kulit,” jelasnya.
“Dari pihak rumah sakit memang ada peningkatan, terutama kasus-kasus demam berdarah sejak musim hujan ini terjadi,” imbuhnya.
Dalam penanganan pengobatan Demam Berdarah Dengue (DBD), terdapat perbedaan antara orang dewasa, ibu hamil dan anak-anak. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan cairan yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
“Untuk penanganannya terdapat perbedaan yang signifikan, karena kita harus menghitung kebutuhan cairan daripada pasien-pasien dalam populasi khusus tersebut,” jelasnya.
Menurut Amanto, terapi utama dalam penyembuhan penyakit demam berdarah ini adalah pemberian cairan, sehingga harus mengetahui berat badan dan kondisi secara umum bagaimana keluhan-keluhannya.
“Terapi utamanya adalah pemberian cairan, maka kita perlu mengetahui berat badan, kondisi pasien secara umum bagaimana dehidrasinya, keluhan mual muntahnya,” jelas Amanto.
Demam Berdarah Dengue memiliki beberapa fase, yaitu fase demam, fase kritis dan fase pemulihan. Fase demam biasanya terjadi pada 1 sampai 3 hari pertama, kedua fase kritis terjadi pada 4 sampai 6 hari, dan ketiga fase pemulihan.
Amanto menjelaskan, “masa penyembuhannya bisa 7 sampai 10 hari, dan juga demam berdarah ini memiliki fase yaitu fase demam yang biasanya terjadi 1 sampai 3 hari pertama demamnya tinggi sekali, pada fase kritis itu 4 sampai 6 hari, biasanya dalam fase kritis ini pasien merasa badannya sudah tidak demam ini disalah artikan kalau sudah sembuh padahal dalam fase ini adalah masalah kritis, yang di tandai dengan penurunan demam, nyeri perut, mual muntah dan ada pendarahan spontan,” tegas Amanto.
Dalam proses pencegahan DBD Amanto menyampaikan, agar selalu membersihkan lingkungan sekitar, seperti menguras tempat penampungan air minimal seminggu sekali, menutup rapat wadah air, mendaur ulang atau buang barang bekas yang dapat menampung air, selanjutnya menggunakan lotion anti nyamuk atau bisa juga menanam tanaman-tanaman yang dapat mengusir nyamuk.
Amanto menambahkan, “sekarang ini sudah ada yang namanya vaksin Dengvaxia (Denvax) yang dikembangkan sejak setahun terakhir, vaksin ini dapat diberikan mulai dari anak-anak umur 4 tahun, karena demam berdarah ini disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti dan virus yang di identifikasi adalah Dengue (DEN) 1,2,3,4 maka bisa sekali diberikan vaksin ini supaya tidak masuk rumah sakit dan juga tidak terjadi fase kritis pada pasien-pasien yang belum terjangkit demam berdarah, dan untuk pihak Kecamatan atau pun Kelurahan bisa melakukan fogging untuk mengurangi jentik nyamuk,” tegas Amanto. (rm/jurnalissonggolangit)