Kalimantan Selatan – Kualitas udara di Kalimantan Selatan (Kalsel) belum membaik menyusul kebakaran lahan yang masih terus terjadi. Dua daerah di Kalsel yakni Banjarmasin dan Banjarbaru menjadi sorotan.
Data Kemeterian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Senin (2/10/2023) siang, menyatakan kedua kota tersebut masih tidak sehat.
Hasil pemantauan, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Banjarmasin menunjukkan angka 171 PM2.5, sedangkan Banjarbaru mencapai 113 PM2.5. Buruknya kualitas udara ini memang imbas dari kebakaran lahan yang masih marak terjadi.
Status siaga darurat sudah ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Kalsel Nomor 188.44/0395/KUM/2023 untuk bencana karhutla dan kekeringan sejak 22 Mei hingga 15 November 2023.
Pemerintah Provinsi Kalsel menyatakan telah mengerahkan upaya maksimal. Selain penanganan, langkah pencegahan dampak karhutla terhadap kesehatan juga dilakukan.
Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor menggerakkan seluruh SKPD untuk membagikan ribuan masker gratis kepada warga.
Pembagian masker ini dilakukan di 50 titik, yang tersebar di Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, dan Barito Kuala (Batola). Keempat daerah itu dinilai memiliki potensi dampak karhutla cukup tinggi. Pembagian masker ini sebagai salah satu upaya mitigasi Pemprov Kalsel seiring dengan semakin pekatnya kabut asap di Kalsel beberapa hari terakhir ini.
Pemprov Kalsel, lanjut Sahbirin, hingga kini terus memprioritaskan pengendalian bencana karhutla, serta kekeringan dengan melaksanakan berbagai langkah-langkah strategis.
Ia menambahkan, namun di masa potensial yang krisis ini, ia mengimbau agar seluruh pihak memperkuat koordinasi dan komunikasi. Ia akan bergerak berjuang habis-habisan untuk mencegah bencana dan dampaknya yang semakin meluas. (Nh/tribunbanjarmasin)