Pacitan – Ribuan hektare lahan pertanian di Pacitan mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
Akibatnya, tanah persawahan mereka lantaran tidak adanya pengairan. Pun, pertanian jadi mengering dan mati.
Dinas ketahanan pangan dan pertanian (DKPP) setempat mencatat dari 12.783 hektare total lahan pertanian, sekitar 10.971 hektare dilanda kekeringan sejak tiga bulan terakhir.
Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura (DKPP) Pacitan Gatut Winaso mengatakan sehingga petani enggan menggarap sawahnya.
Hujan yang tak kunjung turun, lanjut dia, membuat para petani harus bersabar untuk menanam padi. Sebagian besar warga kini membiarkan lahan pertaniannya bera alias tak ditanami.
Total yang masih dapat ditanami hanya 1.812 hektare. Sementara sebagian besar di bera kan
Pun, sebagian lahan yang terlanjur ditanami padi terancam gagal panen. Sebab, pengairan sulit didapat. Sehingga, padi yang telah berumur tiga hingga empat minggu terancam rusak dan mati.
Kepala DKPP Pacitan Sugeng Santoso menambahkan, pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah terdampak kekeringan.
Pun meningkatkan ketersediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan) untuk persiapan masa tanam.
Sugeng menjelaskan pihaknya mengarahkan petani menanam tanaman yang tidak terlalu butuh air, seperti tembakau dan jagung.
Akibat musim kemarau panjang dan dampak El Nino tahun ini, produktivitas pertanian menurun. Padi, misalnya. Tahun lalu mencapai 163.733 ton. Tahun ini hanya 158.373 ton.
Singkong, tahun lalu produksinya 170.526 ton. Tahun ini juga turun menjadi 126.695 ton.
Ia menerangkan hanya jagung yang meningkat. Tahun lalu 70.938 ton dan tahun ini naik menjadi 71.738 ton. (Yi/RadarMadiun)