Pacitan – Para petani kelapa di Pacitan risau. Hasil panen yang diharapkan bisa untuk menebus harga bahan pokok penting (bapokting) yang melambung, tinggalah harapan saja.
Sebab, harga buah kelapa terjun bebas hingga 60 persen. Saat ini produk lokal Pacitan itu hanya dihargai rata-rata Rp 2.000 per butir.
Juwarno, salah seorang petani kelapa di Kecamatan Kebonagung, membenarkan jatuhnya harga buah kelapa.
Menurutnya di beberapa wilayah seperti Kecamatan Tulakan, yang menjadi sentra penghasil kelapa, harganya sangat rendah. Yakni, Rp 1.500 per butir.
Selain harga terpuruk, permasalahan lain juga dihadapi pekebun dan petani kelapa. Yakni, terus menurunnya produktivitas buah kelapa dan mahalnya ongkos petik.
Satu pohon, maksimal hanya menghasilkan rata-rata 10 butir. Sehingga, tidak sebanding dengan kondisi harga yang sangat murah.
Petani terpaksa menjual murah kelapa yang telanjur dipanen meski keuntungan tidak sebanding dengan biaya produksinya.
Juwarno menambahkan, anjloknya harga kelapa telah berlangsung sejak tiga tahun terakhir. Padahal di luar daerah harga kelapa bisa mencapai Rp 15 ribu per butir.
Juliana, pedagang kelapa di Pasar Bangsri, Pacitan, juga tidak berani menjual mahal. Ia mengecer per butir kelapa dengan harga Rp 2.300.
Dengan margin setipis itu, pengepul atau tengkulak kelapa hanya menerima keuntungan sekitar Rp 300 per butir. (Fm/radarmadiun)
