Madiun – Pasca Kecelakaan yang melibatkan moda transportasi kereta api dalam kurun waktu satu bulan, yakni KA Brantas di Semarang yang menemper sebuah truck (18/7) dan KA Dhoho yang menemper sebuah minibus di Jombang (29/7) dapat menjadi perhatian bagi masyarakat, terlebih saat melintasi rel kereta api tanpa palang pintu.
Sejumlah ruas jalan di Kabupaten Madiun belum ramah pengendara dikarenakan saat ini masih ada empat perlintasan sebidang kereta api yang membelah jalur kendaraan bermotor. Pun, hanya satu yang dijaga.
Manager Humas Daop 7 Madiun Supriyanto menerangkan jika lintasan tersebut belum dipasangi rambu-rambu lalu lintas oleh dishub, seperti rambu stop atau garis silang.
Empat perlintasan sebidang itu tersebar di tiga desa. Yakni, Bancong dan Wonoasri masing-masing satu titik serta Sidorejo, Saradan, dua titik. Sementara, yang ada penjaganya hanya di Bancong. Itupun dilakukan secara sukarela oleh warga setempat.
Dia menyebutkan, perlintasan sebidang di Kabupaten Madiun ada 11 titik. Dari jumlah itu, tujuh di antaranya sudah dilengkapi palang pintu KA.
Supriyanto menyebutkan bahwa seluruh perlintasan sebidang di Kabupaten Madiun rawan kecelakaan. Solusinya adalah membangun flyover atau underpass di seputar titik perlintasan. Seperti fly over di lahan Perhutani Saradan dan underpass di Desa Sidorejo, Kaligunting, Banyukambang, Sumberejo, dan Sendangrejo. (Sg/RadarMadiun)
