Ponorogo – Fenomena langit langka Gerhana Bulan Total atau Blood Moon menarik perhatian banyak pengamat. Peristiwa ini ramai diabadikan masyarakat dan dibagikan melalui berbagai platform media sosial. Fenomena Blood Moon kali ini berlangsung pada 7–8 September dan dapat diamati di Asia, Australia, sebagian Eropa, hingga Afrika. Di Indonesia, gerhana ini bisa disaksikan dari seluruh wilayah.
Gerhana Bulan Total terjadi ketika Bulan sepenuhnya melintasi bayangan gelap Bumi atau umbra. Pada fase ini, cahaya Bulan secara perlahan meredup sebelum akhirnya berubah warna menjadi kemerahan menyerupai karat atau darah, sehingga dikenal sebagai Blood Moon.
Warga di berbagai daerah tak melewatkan kesempatan ini. Hanya bermodalkan kamera ponsel, mereka mengabadikan momen tersebut. Salah satunya Satriawan, warga Pulung, Ponorogo, yang membagikan hasil bidikannya melalui status WhatsApp.
Berdasarkan catatan, berikut tahapan waktu terjadinya gerhana Bulan total tersebut (WIB):
23.27 — Awal gerhana sebagian
00.31 — Awal gerhana total
01.53 — Akhir gerhana total
02.56 — Akhir gerhana sebagian
Momen langit yang jarang terjadi ini menjadi pengalaman berharga bagi masyarakat, yang berbondong-bondong mengabadikannya dan membagikannya ke media sosial. (hmr)




