PONOROGO – Euforia dan kebanggaan budaya menyelimuti Ponorogo saat hari ketiga Festival Reog Remaja (FRR) ke-21 berlangsung meriah sebagai bagian tak terpisahkan dari perayaan Grebeg Suro Ponorogo 2025, Jum’at (20/6).
Acara ini bukan sekadar pementasan seni, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan generasi muda dengan warisan budaya adiluhung Reog Ponorogo, yang telah diakui menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO sejak 3 Desember 2024.
Kehadiran Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, beserta jajaran pejabat lainnya, semakin menambah semarak dan legitimasi acara ini. Panggung FRR menjadi saksi bisu talenta luar biasa dari para generasi penerus Reog.
Penampilan memukau datang silih berganti dari kelompok-kelompok seperti Reog Sima Arundaya dari SMPN 1 Badegan, Singa Bayi DJoyo Manggolo dari SMP Negeri 3 Ponorogo, Singa Sumowicitro dari SMPN 2 Kauman, Putro Joyo Negoro dari SMPN 1 Slahung, Sima Wiyata Mudha dari SMPN 1 Balong, dan Taruna Wiyata dari SMPN 1 Sawoo.
Setiap gerakan, setiap alunan musik, adalah bukti nyata dedikasi mereka dalam melestarikan seni yang membanggakan. Ini menunjukkan komitmen tak tergoyahkan Ponorogo dalam menjaga dan mempromosikan Reog sebagai bagian integral dari identitas budaya bangsa.
Antusiasme masyarakat yang tinggi, termasuk dalam membeli tiket untuk mendukung festival, menjadi indikator kuat betapa Reog telah mengakar dalam sanubari warga Ponorogo.
Festival ini bukan hanya tentang pertunjukan, tapi juga tentang menanamkan rasa cinta dan bangga akan budaya pada generasi muda, memastikan bahwa Reog Ponorogo akan terus hidup dan berkembang melintasi zaman. (hmr)