Ponorogo – Acara Panggung Rakyat yang digelar oleh aliansi BEM dari berbagai universitas di Ponorogo, dengan dukungan sejumlah elemen masyarakat, dalam rangka memperingati 100 hari pemerintahan Sugiri Sancoko – Lisdyarita, berakhir ricuh. Pada Jum’at (30/5/2025).
Kericuhan dipicu oleh ketegangan antara kelompok pengkritik dan pendukung pemerintahan Sugiri-Lisdyarita, yang sama-sama hadir dalam kegiatan tersebut.
Acara ini disebut tidak memiliki izin resmi dari pihak kepolisian dan bertujuan menyampaikan kritik terhadap pemerintahan melalui pertunjukan stand up komedi.
Awalnya, acara berjalan lancar dan kedua pihak bahkan sempat berinteraksi dengan suasana kondusif. Namun suasana mulai memanas ketika salah satu komika melontarkan candaan yang menyamakan Monumen Reog Ponorogo dengan patung kucing karena dianggap belum selesai. Candaan ini memicu amarah dari pendukung pemerintah yang menganggapnya tidak pantas dan memprovokasi.
Pihak kepolisian dengan cepat mengambil tindakan untuk meredakan situasi. Komika yang bersangkutan segera diamankan ke dalam gedung DPRD Ponorogo guna mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan.
Namun, massa yang terlanjur emosi menuntut permintaan maaf dari komika tersebut. Setelah mendapat jaminan keselamatan, komika itu akhirnya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada para pendukung pemerintah.
Atas pertimbangan keamanan, acara kemudian dihentikan oleh aparat, dan kedua kelompok massa secara bertahap meninggalkan lokasi dengan tertib. (hmr)