Ponorogo – Komunitas Batu Mulia dan Pusaka Ponorogo sukses menggelar pameran bertajuk “Samandiman Part 1” pada 25-26 Februari 2025. Acara ini menampilkan beragam karya seni dan budaya, mulai dari batu akik, tosan aji (senjata tradisional), hingga seni ukir. Pameran ini diadakan sebagai upaya untuk mengangkat kembali nilai-nilai budaya lokal yang mulai terlupakan.
Sugeng Prayetno, salah satu pemilik warung dan penyelenggara acara, menjelaskan bahwa tujuan utama pameran ini bukan sekadar hiburan, tetapi lebih pada pengenalan dan pelestarian seni budaya. “Kita ingin mengenalkan seni budaya yang kita miliki. Batu mulia dan pusaka bisa diangkat kembali, mudah-mudahan ini menjadi referensi bagi yang lain dalam membangkitkan seni budaya,” ujar Sugeng.
Pameran ini menarik minat banyak peserta dari berbagai daerah, seperti Yogyakarta, Solo, Surabaya, Pacitan, Trenggalek, dan tentu saja Ponorogo sendiri. Menurut Sugeng, antusiasme peserta menunjukkan bahwa masih ada kecintaan terhadap budaya lokal yang perlu terus dikembangkan.
Selain pameran, acara ini juga menawarkan sesi lelang yang digelar setiap malam setelah magrib. “Ini merupakan terobosan bagi teman-teman. Kita mengambil contoh dari Malang, di mana lelang sering dilakukan. Jadi, kita coba adopsi di sini,” jelas Sugeng. Lelang ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk meningkatkan nilai ekonomi dari karya-karya seni yang dipamerkan.
Sugeng juga menyebutkan bahwa kegiatan ini tidak akan berhenti pada pameran tahunan. “Mungkin tidak hanya tahunan, tapi setahun bisa dua atau tiga kali. Ini menjadi semangat bagi seniman dan penggeliat batu,” tambahnya.
Choirul, salah satu penggeliat batu akik yang turut serta dalam pameran, menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini dapat terus digiatkan. “Harapan kita, kegiatan seperti ini digiatkan lagi ya, bisa mengangkat kembali persenian,” ujar Choirul.
Menurutnya, meskipun harga batu akik mengalami perkembangan, namun belum signifikan. “Penggemar batu mengerucut, jadi harga tidak bisa dibandrol,” jelasnya. Choirul berharap, dengan adanya pameran seperti ini, minat masyarakat terhadap batu akik dan seni budaya lainnya dapat kembali meningkat.
Pameran “Samandiman Part 1” tidak hanya menjadi ajang untuk memamerkan karya seni, tetapi juga sebagai upaya untuk melestarikan dan mengangkat kembali budaya lokal. Dengan antusiasme yang tinggi dari peserta dan pengunjung, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk terus mengembangkan dan mempromosikan seni budaya Ponorogo ke tingkat yang lebih luas. (hmr)