InternasionalPenyebab Kebakaran di Los Angeles Saat Musim Dingin, Begini Menurut Para Pakar

Penyebab Kebakaran di Los Angeles Saat Musim Dingin, Begini Menurut Para Pakar

Date:

Josh Edelson/AFP Via Getty Images

Radio Songgolangit, Ponorogo – Sejumlah pakar buka suara soal alasan mengapa kebakaran besar di Los Angeles menyebar luas pada saat musim dingin.

Kebakaran hutan yang bergerak cepat melanda distrik elit Pacific Palisades Los Angeles, California pada Selasa (7/1/2025) pagi waktu setempat.

Stefan Doerr, Direktur Pusat Penelitian Kebakaran Liar di Universitas Swansea menyampaikan bahwa penyebaran api yang melahap sejumlah wilayah dibagian California Selatan ini adalah dampak perubahan iklim yang cepat.

“Beberapa penelitian telah menunjukkan secara meyakinkan bahwa musim kebakaran di California telah diperpanjang secara signifikan selama beberapa dekade terakhir,” kata Doerr.

Mereka memperingatkan kebakaran hutan di musim dingin dapat lebih sering terjadi di tahun-tahun yang akan datang.

“Ini berarti kebakaran musim dingin sudah lebih sering terjadi di California Selatan dan diperkirakan akan lebih sering terjadi di masa mendatang seiring perubahan iklim yang terjadi,” tambahnya.

Kimberley Simpson, peneliti solusi iklim berbasis alam di Sekolah Biosains di Universitas Sheffield, mengatakan ada perubahan cuaca yang tidak normal yang mengakibatkan kebakaran cepat meluas.

“Hujan lebat akibat El Nino awal tahun lalu, diikuti musim dingin kering berkepanjangan di California Selatan, telah mengakibatkan melimpahnya vegetasi kering – bahan bakar utama kebakaran hutan,” kata Simpson.

Penyebaran api yang cepat ini, kata Simpson, sebagian besar disebabkan badai angin Santa Ana yang terkenal kencang.

“Angin ini tidak hanya mengipasi api tetapi juga membawa bara api jauh, sehingga memicu kobaran api baru. Medan pegunungan di daerah yang terkena dampak membuat situasi semakin berbahaya, karena api menyebar lebih cepat di lereng yang curam dan upaya pemadaman kebakaran menjadi lebih sulit,” kata Simpson.

Doerr juga menyampaikan kekhawatirannya, menurutnya meski angin Santa Ana tidaklah aneh, dampaknya telah diperparah dengan adanya kondisi kekeringan yang sedang berlangsung.

“Fakta bahwa curah hujan musim dingin yang biasanya terjadi di iklim Mediterania di sini belum tiba berarti kondisi kekeringan terus berlanjut, dan karenanya, vegetasi sangat mudah terbakar,” katanya.

Dikutip dari berbagai sumber, akibat kebakaran ini menyebabkan 11 orang meninggal dunia, 70.000 penduduk di evakuasi, serta menghanguskan 10.000 bangunan.

Kebakaran kali ini tercatat sebagai salah satu yang terparah dalam sejarah Los Angeles, berikut ulasan dari berbagai sumber.

Lima kebakaran yang terus meluas di wilayah Los Angeles:
Kebakaran Palisades: Kebakaran terbesar terjadi antara Santa Monica dan Malibu. Area yang terbakar: lebih dari 17.000 hektare. Setidaknya 30.000 orang dievakuasi.

Kebakaran Eaton: Kebakaran terbesar kedua yang terjadi di utara Pasadena. Area yang terbakar: lebih dari 10.000 hektare. Setidaknya lima kematian dilaporkan.
Kebakaran Hurst: Dilaporkan di utara San Fernando. Area yang terbakar: 850 hektare.

Kebakaran Lidia: Dilaporkan terjadi di perbukitan utara Los Angeles. Area yang terbakar: 350 hektare.

Kebakaran Sunset: Dilaporkan terjadi di kawasan bersejarah Hollywood Hills dekat banyak landmark terkenal. Luas lahan yang terbakar: 50 hektare.

Dua kebakaran telah berhasil dipadamkan:
Kebakaran Woodley: Kebakaran kecil dilaporkan terjadi di taman setempat. Luas lahan yang terbakar: 30 hektare.

Kebakaran Olivas: Kebakaran kecil pertama kali dilaporkan di wilayah Ventura sekitar 80 km timur Los Angeles. Luas terbakar: 11 hektare.

Dengan demikian, para ahli sangat setuju perubahan iklim memainkan peran penting dalam penyebab meningkatnya kebakaran hutan. Tidak hanya di California, tetapi secara global.

Menurut Doerr, perubahan iklim telah meningkatkan risiko kebakaran hampir di seluruh dunia, meningkat sebesar 27 persen secara global sejak tahun 1980-an.”

“Dampaknya sangat parah di California, di mana sebagian orang kini menganggap musim kebakaran berlangsung sepanjang tahun,” tambahnya.

Simpson menambahkan meningkatnya suhu global dan kekeringan berkepanjangan berdampak pada keringnya tumbuhan. Hal ini membuatnya lebih mudah terbakar dalam jangka waktu yang lebih lama dalam setahun.

“Musim kebakaran yang berkepanjangan ini khususnya mengkhawatirkan ketika risiko kebakaran yang tinggi berpadu dengan pola cuaca, seperti angin kencang dan kering yang mempercepat penyebaran api,” katanya. (rm/jurnalissonggolangit/cnnindonesia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

sixteen + 13 =

Share post:

Artikel Menarik

Artikel Terkait
Related

Malaysia Ditolak 4 Pemain, Indonesia Tambah Naturalisasi 6 Pemain Baru.

Internasional - Timnas Indonesia dan Malaysia mengalami nasib berbeda...

Pemerintah Menunda Pengangkatan CPNS-PPPK: Benarkah Demi Efisiensi?

Nasional - Pemerintah Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo...

PMI Beri Apresiasi Bagi Pendonor di Bulan Suci Ramadhan.

Ponorogo – Palang Merah Indonesia (PMI) Ponorogo memastikan bahwa...

Skuad Timnas Indonesia Lebih Mahal 5 Kali Lipat dari Vietnam.

Internasional - Patrick Kluivert telah memilih skuad Timnas Indonesia...