Ponorogo – Krisis air bersih yang melanda warga di kawasan kekeringan di wilayah Ponorogo dikabarkan hampir selesai. BPBD Ponorogo mencatat bahwa mayoritas wilayah yang sebelumnya meminta dropping air bersih telah menghentikan permintaan mereka. Hal ini terjadi karena sumber mata air di wilayah yang terkena dampak kekeringan kembali mengalir di awal musim penghujan.
Menurut Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo, dari 17 dusun yang sebelumnya meminta bantuan air bersih selama musim kemarau, hanya enam dusun yang masih memerlukan kiriman air bersih. Dusun-dusun tersebut mencakup Dusun Jenggring (Desa Duri, Slahung), Dusun/Desa Pangkal (Sawoo), Dusun Klatakan (Desa Belang, Bungkal), Dusun Bedog, Dusun Krajan Tengah, serta Dusun Joso (Desa Wates, Slahung).
Agung menyatakan bahwa beberapa dusun telah mengajukan perhentian permintaan air bersih karena sumur warga sudah mulai mengeluarkan air lagi. BPBD sempat menghentikan dropping air bersih selama tiga hari saat hujan deras mengguyur kabupaten ini pada awal pekan lalu. Namun, pada hari keempat, beberapa kepala desa dan dusun kembali menyampaikan kesulitan mereka dalam mendapatkan air bersih.
Dengan adanya prediksi peningkatan intensitas hujan oleh BMKG di akhir bulan ini, diharapkan kekurangan air bersih di enam wilayah tersebut dapat teratasi dalam waktu dekat. Agung berharap masyarakat dapat memanfaatkan momen musim penghujan ini dengan menjaga kelestarian sumber mata air setempat untuk mencegah kekeringan di tahun-tahun mendatang. (ta/radarmadiun)