Madiun – Biang kerok penyebab melonjaknya harga cabai di Kabupaten Madiun mulai terungkap. Tidak hanya faktor cuaca, tapi juga Produksi cabai yang terbatas.
Ternyata dari kebutuhan cabai masyarakat yang menyentuh 150 ton per bulan, petani setempat hanya mampu memenuhi 20 persen saja.
Berdasarkan data Dinas pertanian dan Perikanan (Disperta), Produksi petani rata-rata hanya 30 ton per bulan. Data produksi cabai itu diperolah dari koordinator penyuluh di masing-masing kecamatan. Tiap bulan mengirimkan laporan hasil produk pangan dan hortikultura ke dinasnya.
Mulai Januari hingga Oktober, Produksi cabai pada angka 311,06 ton. Tertinggi Januari lalu dengan jumlah produksi mencapai 54,95 ton,
Saat ini ada tiga jenis cabai di Madiun. Produksi tertinggi pada jenis cabai rawit sejumlah 150,22 ton. Berikutnya cabai keriting (118,80 ton) dan cabai merah besar (42,05 ton). Produksi terbesar ada di wilayah Kecamatan Geger, Dolopo, dan Kare.
Hasil panen cabai tidak seluruhnya dipasarkan ke Kabupaten Madiun. Sebagian dibawa pedagang ke daerah tetangga seperti Ponorogo dan Magetan. Saat ini tren tanam cabai masih fluktuatif.
Tiap tahun memang naik-turun. Apalagi cabai pun bukan komoditas unggulan Kabupaten Madiun. (Gm/RadarMadiun)