Surakarta – Beras impor sudah masuk Kota Bengawan. Namun, Badan Urusan Logistik (Bulog) Cabang Surakarta tetap memprioritaskan beras lokal untuk didistribusikan kepada masyarakat. Sebab, ketersediaan beras lokal dari petani masih mencukupi. Beras impor dikeluarkan bila benar-benar dibutuhkan.
Kepala Bulog Cabang Surakarta Andy Nugroho mengatakan, beras impor sebenarnya sudah hadir di Kota Bengawan. Setidaknya dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 10 ribu ton beras impor dari negara-negara Asia Tenggara masuk ke gudang Bulog Solo.
Andy tak memungkiri, kondisi panen saat ini mengalami kesulitan dan memicu harga menjadi tinggi. Penyerapan tidak hanya dilakukan oleh Bulog. Namun juga penggilingan swasta. Sehingga Bulog mau tidak mau tidak hanya bergantung pada petani lokal untuk pengadaan beras.
Andy mengatakan kalau nanti pihaknya terus menyerap (petani) lokal, harga pasar bisa terkerek semakin tinggi. Agar pasokan tetap terjamin sampai akhir tahun berikutnya pihaknya harus pastikan barang itu (beras) masih ada.
Terkait pengadaan beras impor selanjutnya Bulog masih menunggu penugasan dari pemerintah pusat. Kendati demikian, Bulog juga tak berhenti untuk menyerap beras lokal. Saat ini Bulog fokus melakukan penyerapan dari skema komersil dari pada public service obligation (PSO).
Andy menambahkan karena harga yang ditetapkan pemerintah sudah terlampaui dengan harga yang ada di lapangan saat ini. Kalau nanti pihaknya serap berlebihan di petani, otomatis harga naik. Jadi jika serap secukupnya saja agar pihak swasta juga bisa menyerap di petani lokal.
Andy menyebut saat ini total serapan Bulog berada di angka 30 ribu ton setara beras. Sementara pasokan beras sebanyak 17 ribu ton. Pasokan tersebut aman hingga akhir tahun atau sampai panen berikutnya. (Rq/radarsolo)
