Pacitan – Beberapa hari terakhir cuaca panas ekstrem melanda wilayah Pacitan. Fenomena ini diprediksi masih berlangsung pada periode Oktober ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Pacitan Erwin Andriatmoko mengatakan hal ini dipicu beberapa kondisi dinamika atmosfer.
Menurut dia, secara umum, fenomena suhu panas ekstrem tersebut terjadi karena sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan. Terutama pada siang hari.
Kondisi ini menyebabkan sinar matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer. Akibatnya, suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat panas.
Pada awal Oktober ini, lanjut dia, posisi semu matahari bergerak ke arah selatan ekuator.
Sehingga, sebagian wilayah selatan katulistiwa terdampak penyinaran matahari yang lebih intens. Sinar matahari cukup optimal pada pagi hingga siang hari.
Ia menjelaskan kondisi ini juga berpengaruh pada tingkat kerawanan kebakaran dan kekeringan.
Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga berdampak terhadap kondisi suhu panas di suatu wilayah.
Fenomena alam ini diprediksi masih dapat berlangsung hingga akhir Oktober.
Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh. Terutama bagi yang banyak beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya.(Yi/RadarMadiun)