Ponorogo – Wilayah terdampak kekeringan di Ponorogo bertambah pada musim kemarau tahun ini.
BPBD Ponorogo menetapkan sembilan dusun di empat kecamatan mengalami krisis air bersih. Wilayah terdampak semakin meluas sejak kekeringan Agustus lalu.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Ponorogo Masun, mengatakan pada Oktober ini, wilayah terdampak kekeringan bertambah tiga dusun.
Yakni, Dusun Tulakan, Desa Kambeng, Dusun Joso dan Dusun Bedog, Desa Wates. Ketiga wilayah kantong kekeringan tersebut berada di Kecamatan Slahung.
Menyusul enam dusun lain yang dua bulan terakhir mengajukan dropping air bersih.
Masun mengatakan tiga dusun ini memang masuk peta potensi kekeringan yang pihaknya petakan.
Masun mencatat, ada satu wilayah baru yang tidak pernah masuk dalam daftar wilayah kekeringan sebelumnya. Yakni, Dusun Platang, Desa Krebet, Jambon.
Tahun ini dusun tersebut mengajukan dropping air bersih sejak Rabu (27/9) lalu. Krisis air bersih dirasakan 192 jiwa warga dusun tersebut.
Ia menjelaskan dusun tersebut baru pertama ini mengalami kekeringan. Setelah ditelusuri petugas, penyebabnya sumber mata air mulai kering.
BPBD Ponorogo harus menyiapkan 96 ribu liter air bersih tiap pekan untuk memenuhi kebutuhan di sembilan wilayah kekeringan.
Permintaan tersebut diperkirakan meningkat seiring musim kemarau yang diprediksi berakhir Desember mendatang. Molor dari prediksi sebelumnya yang diperkirakan berakhir bulan ini.
Masun menghimbau lokasi kekeringan mayoritas berada di wilayah perbukitan. Jadi petugas harus ekstra hati-hati saat menjalankan tugas. (Yi/RadarMadiun)