Surabaya – Ratusan pedemo yang tergabung dalam organisasi masyarakat Madura Asli (Madas) mulai beraksi di Jembatan Suramadu jalur Surabaya arah Bangkalan. Mereka berjalan kaki bergerombol membentangkan spanduk menutup satu lajur mobil di bagian tengah jembatan.
Massa pedemo Madas sudah berkumpul di pintu masuk Suramadu sejak pukul 11.30 WIB. Mereka kemudian menuju ke tengah jembatan, memarkir motor di jalur darurat paling kiri, kemudian berjalan kaki membentangkan spanduk.
Setiap 100 meter berjalan kaki mereka akan membentangkan spanduk ke arah pengguna jembatan, terutama mobil. Demikian terus mereka lakukan menuju ke arah Bangkalan. Sepanjang aksi itu beberapa orang bergiliran menyampaikan orasi melalui pengeras suara yang mereka bawa.
Aksi ini dikawal sejumlah petugas polisi gabungan baik dari Polres Tanjung Perak Surabaya, Polsek Kenjeran, bahkan dari Polda Jatim. Akibat aksi ini arus lalu lintas di jalur mobil dari Surabaya ke arah Bangkalan menjadi terhambat.
Ketua Umum Madas Berlian Ismail Marzuki mengatakan, mereka kesal karena sering terjadi kecelakaan di wilayah Kecamatan Tanah Merah, Galis, dan Blega, Bangkalan. Kecelakaan itu disebabkan oleh truk pengangkut garam.
Truk tersebut meneteskan cairan garam yang bercampur oli, sehingga membuat jalan licin dan menyebabkan terjadinya kecelakaan tunggal di antaranya motor, bahkan mobil juga kena dampak lincinnya jalanan.
Berlian menambahkan, pihaknya juga sempat beberapa kali melakukan sweeping ke truk-truk yang bermuatan garam tersebut. Mereka mendata truk- truk yang bermuatan garam dari berbagai perusahaan.
Pada saat sweeping tim dari Ormas Madas, Dishub, dan Lantas Kabupaten Bangkalan ditemukan beberapa perusahaan dan perorangan (petani garam) yang berasal dari Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep yang didominasi oleh kabupaten di luar Bangkalan.
Dari rapat koordinasi lintas sektoral tersebut, tidak dihadiri satupun asosiasi pengusaha garam maupun yang atas nama perorangan, termasuk Dishub Kabupaten Sumenep. ( Fm/detikjatim )