Pacitan – Krisis air bersih di Pacitan kian meluas. Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan, Erwin Andriatmoko. Sebelumnya, 11 kecamatan yang terdampak krisis air bersih meliputi Kecamatan Pacitan, Donorojo, Punung, Arjosari, Bandar, Kebonagung, Nawangan, Sudimoro, Tegalombo, Ngadirojo, Pringkuku.
Dari jumlah tersebut, sedikitnya 31 desa dan 90 dusun telah mengajukan bantuan pasokan air bersih setiap hari.
Erwin, Senin (25/9/2023) menyampaikan bahwa saat ini ada penambahan usulan bantuan dua titik, yakni Desa Jetak dan Kalikuning, Kecamatan Tulakan, yang sangat terdampak oleh kekeringan.
Menurut Erwin, BPBD Pacitan masih terus melakukan langkah proaktif dalam menghadapi tantangan krisis air bersih yang semakin meningkat belakangan.
Untuk mengatasi kebutuhan mendesak akan air bersih, BPBD Pacitan juga tengah meningkatkan frekuensi dropping air bersih.
Erwin menyampaikan bahwa saat ini pihaknya berupaya memenuhi permintaan yang semakin tinggi, termasuk daerah-daerah yang biasanya mendapatkan dropping air bersih tiga hari sekali, sekarang menerima bantuan setiap hari.
Karena keterbatasan akses air bersih di Pacitan, BPBD Pacitan juga menjalin kerjasama dengan pihak ketiga dan berbagai lembaga penanggulangan bencana dari luar daerah, seperti Lombok dan lainnya.
Erwin menyampaikan bahwa telah mengajukan usulan untuk membangun infrastruktur pengelolaan sumber air di sebanyak 11 titik rawan kekeringan. Ia berharap bahwa usulan ini dapat segera disetujui, sehingga langkah-langkah konkret dapat segera diambil untuk menyedot sumber mata air yang ada dan dialirkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Krisis air bersih di Pacitan bukan kali pertamanya dirasakan masyarakat bahkan hampir setiap tahun melanda akibat dari kemarau panjang.(Nh/timesindonesia)