Ngawi – Petani di wilayah daerah irigasi Waduk Pondok Ngawi mulai resah. Bayang – bayang gagal panen jadi pemicunya. Maklum, debit air Waduk Pondok Ngawi menyusut drastis pada musim kemarau tahun ini. Akibatnya, tanaman yang baru berusia 40 hingga 50 hari mulai mengering.
Kondisi tersebut dapat ditemukan di Desa Sambiroto, Kecamatan Padas yang mengandalkan pengairan dari Waduk Pondok Ngawi. Alhasil, petani desa setempat pun dibayangi ancaman gagal panen.
Ketua Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (Hippa) Ngawi Suji mengatakan batang mulai menguning, ini tandanya kekurangan air.
Akibat debit airnya berkurang drastis, Waduk Pondok mengaliri air secara bergilir. Para petani setempat baru mendapat kiriman air dari Waduk Pondok pada 8 September lalu. Jika dalam 10 hari tidak diberi air maka terancam gagal panen.
Suji mengatakan bahwa ada ribuan petani yang menggantungkan sawahnya pada air Waduk Pondok. Luas lahan pertanian yang bergantung ke Waduk Pondok mencapai 2.831 hektare, tersebar di 22 desa di 4 kecamatan.
Para petani masih membutuhkan kiriman air hingga masa panen yang tiba sebulan ke depan.
Ia menjelaskan bahwa sudah melapor ke pemerintah. Mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi, meminta bantuan agar ada solusi bagi petani.
Jika ribuan lahan pertanian tersebut gagal panen, stabilitas ketahanan pangan terancam. Potensi gabah yang hilang mencapai 22 ribu ton.
Ia menegaskan padahal Ngawi diproyeksikan menjadi penjaga ketahanan pangan di musim kemarau panjang ini. Tapi banyak petani yang terancam gagal panen. (Yi/RadarMadiun)