Ngawi – Krisis air bersih dialami 90 KK atau setara 300 jiwa di Dusun Glagahselang Desa Papungan Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Mereka mengandalkan rembesan air sungai. Bagi yang mampu, mereka membeli air isi ulang.
Sugiati, salah seorang warga setempat mengatakan bahwa belakangan mereka sudah kesulitan air. Utamanya untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK).
Ia menambahkan bahwa untuk mencari air sangat sulit, bahkan mau masak atau mau mandi ke wc saja kesulitan air. Selama tiga pekan ini setiap hari mencari rembesan air di sungai karena semua sumur mengering.
Hingga akhirnya, pemerintah desa setempat memohon bantuan air pada Pemkab Ngawi. Mereka pun mendapatkan bantuan air dari BPBD Ngawi.
Namun, bantuan air itu masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan air warga. Karena, tak bisa datang tiap hari. Bahkan, air bantuan BPBD itu digunakan untuk keperluan minum dan memasak. Jika tak ada bantuan air yang datang, terpaksa mereka mencari rembesan sungai yang masih terdapat air untuk keperluan MCK.
Sunarti menyampaikan bahwa setiap hari kami bawa jerigen kesana kemari menunggu sampai satu jam baru dapat sedikit air untuk minum dan masak. Ia kadang mandi disungai, kalau tidak ada bantuan ia bikin lubang di sungai.
Lamiran, Ketua RT setempat mengatakan bahwa mayoritas warganya mengandalkan rembesan sungai. Ada pula yang membeli air isi ulang.
Ia menambahkan bahwa warganya sejumlah 90 KK yang mengalami kesulitan air bersih. Untuk minum dan masak terkadang beli air isi ulang. Kalau untuk mandi kadang ke sungai. Ia mengharap bantuan air bersih ini bisa datang terus. (Nh/beritajatim)