Radio Songgolangit 16.12
Madiun – Brem sudah menjadi jajanan khas kabupaten madiun. Sentra brem pun ada di Desa Kaliabu, Mejayan. Salah seorang penjualnya adalah Supriadi yang mewarisi usaha tersebut dari ibunya. Brem buatannya sudah dikirim ke sejumlah kota besar dan luar pulau.
Usaha brem yang ditekuni Supriadi sudah berlangsung sejak 1987. Pembuatan brem itu diwarisinya dari ibunya. Tongkat estafet usaha brem Sari Gading dilanjutkan pada 2011. Saya melanjutkan usaha brem ini dengan warisan resep yang tidak berubah dari orang tua kami.
Proses pembuatan brem tidak semudah membalikan telapak tangan. Ada beberapa tahap yang harus dilalui. Pertama mencuci bersih ketan putih hingga bersih sebelum dikukus. Tunggu hingga dingin dan diberi ragi. Setelah itu difermentasi selama satu minggu, lalu dipres dan diambil airnya. Airnya itu direbus hingga teksturnya seperti caramel. Lalu dimasukan ke dalam mixer besar dan dicampur soda kue. Tunggu beberapa saat, lalu diletakkan pada papan besar untuk dicetak. Sebelum akhirnya dijemur di bawah sinar matahari. Dijemur selama kurang lebih enam jam, sampai teksturnya keras dan kering. Harus kering, karena kalau masih basah hasil brem akan ada jamurnya dan tidak bisa maksimal
Supriadi mengklaim brem miliknya tidak menggunakan bahan pengawet apapun. Hanya menggunakan sari tape ketan dan soda kue. Pun tidak menggunakan gula atau pemanis buatan. Ada tambahan perisa makanan jika produksi brem rasa seperti cokelat, strawberry, melon, anggur, blueberry, dan jeruk. (Gm/RadarMadiun)