Madiun– Para ibu rumah tangga di Kabupaten Madiun benar-benar dibikin pusing. Setelah harga beras medium meroket, kini giliran harga beras subsidi dari Bulog juga ikut melejit. Sebelumnya Rp 47 ribu per 5 kilogram, sekarang Rp 54 ribu atau naik Rp 1.400 per kilogram.
Mariana pedagang Pasar Pagotan di Kecamatan Geger mengatakan kenaikan harga jual beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) itu sudah berlaku sejak awal September ini. Hal ini ditempuh untuk menyesuaikan harga gabah kering yang belakangan ini sedang tinggi-tingginya. Pasokan dari Bulog hanya 1 ton untuk seminggu, kadang bisa 1,2 ton.
Kendati harga melejit, tidak ada penurunan atau peningkatan signifikan pada pembelinya. Hanya saja jumlah pembelian dibatasi, pembeli hanya diperbolehkan membeli satu paket ukuran lima kilogram beras setiap harinya. Marina mengatakan Biasanya kalau stok banyak itu bisa sampai 40-45 karung terjual sehari, kalau stok mulai menipis penjualam di batasi hanya 10-15 karung per harinya.
Sementara itu, tingginya harga beras dikeluhkan pembeli asal Desa Jatisari, Kecamatan Geger Ariani. untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saja membutukhan sedikitnya satu kilogram beras untuk dikonsumsi. Terpaksa harus mengurangi jumlah belanja beras agar uang belanja yang dimiliki bisa cukup untuk kebutuhan lainnya.
Ariani mengatakan Sekali belanja beras normalnya bisa 10 kilogram lebih, pas naik ini hanya 5-6 kilogram saja. Ini sangat meresahkan, Ariani berharap harga beras bisa kembali normal, karena ini merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari.
Seperti ketahui harga beras jenis non-subsidi juga semakin melejit belakangan ini. Pada beras medium dari sebelumnya Rp 12 ribu per kilogram, kini sudah mencapai Rp 13 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium dari semula sekitar Rp 13.500 saat ini sudah di atas Rp 14 ribu per kilogramnya.(Rq/radarmadiun)