Ngawi– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ngawi bakal berkoordinasi dengan Pemdes Walikukun, Widodaren, tentang Pengelolaan Tempat Sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R).
Setelah pelaksanaannya diketahui tidak maksimal. Terhitung sejak menerima bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 11 tahun lalu dan hasilnya, banyak warga yang membuang sampah di Sungai Walikukun.
Kemarin, Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 DLH Ngawi Supraptikmiasih Mengatakan Koordinasi terkait pengaktifan TPS 3R.
Pratik, sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa peralatan TPS 3R di Desa Walikukun belum lengkap. Seperti, tidak ada alat pencacah dan pengayak yang digunakan untuk mengolah sampah.
Karena hal itu, pengelolaan sampah menjadi tidak maksimal. Pihaknya mendorong penggunaan TPS 3R untuk memaksimalkan bank sampah.
Pratik menjelaskan bahwa Sampah mempunya nilai ekonomis dan bisa kerja sama dengan pengusaha barang bekas untuk dijual.
DLH mencatat 9 TPS 3R yang masih aktif. Perinciannya, masing-masing dua di wilayah Kecamatan Ngawi, Geneng, dan Mantingan. Sisanya tersebar di Kecamatan Sine, Kedunggalar, dan Mantingan.
TPS 3R penting untuk mengurangi produksi sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Selopuro, Pitu.
Ia juga menerangkan Kalau ada pencacah dan pengayak, sampah organik bisa diproses menjadi pupuk. (Yi/RadarMadiun)
