PONOROGO — Sebanyak 170 peserta turut meramaikan Kejuaraan Bulutangkis Ponorogo 2025 yang resmi dibuka pada Rabu (27/8/2025). Acara yang berlangsung hingga 31 Agustus mendatang ini menjadi ajang untuk mencari bibit atlet potensial sekaligus mewadahi para pencinta bulutangkis dari berbagai kalangan usia.
Ketua Pengurus Daerah PBSI Jatim, Tony Wahyudi, mengatakan bahwa kejuaraan ini merupakan sarana penting untuk mencari, menggali, dan menjaring potensi atlet-atlet binaan di Ponorogo.
“Ini merupakan sarana mencari, menggali, dan menjaring potensi atlet-atlet binaan,” ujar Tony.
Kejuaraan ini mempertandingkan berbagai kategori, mulai dari usia dini hingga kelompok dewasa, dengan rincian sebagai berikut:
- Tunggal Pradana Putra: 8 anak
- Tunggal Usia Dini Putra: 17 peserta
- Tunggal Usia Dini Putri: 12 peserta
- Tunggal Anak Putra: 27 peserta
- Tunggal Anak Putri: 18 peserta
- Tunggal Putra: 12 peserta
- Tunggal Remaja Putra: 9 peserta
- Tunggal Taruna Putra: 8 peserta
- Ganda Dewasa C: 31 peserta
- Ganda Dewasa Veteran Usia 90 Tahun: 13 peserta
- Ganda Dewasa Usia 100 Tahun: 18 peserta
Tony juga menjelaskan bahwa selain fokus pada kategori prestasi, PBSI juga mengakomodasi pertandingan rekreasi untuk para penggemar bulutangkis. Hal ini menjawab pertanyaan wartawan tentang adanya kategori usia 90 dan 100 tahun.
“Pada dasarnya, Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mewadahi semua pecinta bulutangkis,” jelas Tony. Ia menambahkan bahwa kategori prestasi dikhususkan untuk kelompok umur Pradini, Dini, Taruna, hingga Dewasa yang usianya bisa diakomodir hingga sekitar 21 tahun.
Sementara itu, untuk kategori rekreasi, Tony menegaskan bahwa itu memang tidak berorientasi pada prestasi. “Kalau yang rekreasi itu kan sudah pasti tidak berprestasi, umurnya saja sampai 90-100 tahun. Ini tujuannya memang untuk para badminton lovers,” ungkapnya.
Mengenai persiapan atlet untuk level yang lebih tinggi, Tony menjelaskan bahwa kejuaraan kabupaten (kejurkab) wajib diselenggarakan oleh pengurus kabupaten (pengkab). Jika tidak, akan dikenakan sanksi.
“Kejurkab ini wajib diselenggarakan oleh pengurus kabupaten karena kalau tidak kena sanksi,” ujarnya. Tony juga menekankan bahwa atlet yang berprestasi harus didaftarkan ke Sistem Informasi (SI) yang dikelola oleh Pengprov Jatim.
“Pengprov itu punya yang namanya sistem informatika untuk atlet. Makanya, terhitung mulai sekarang ini diwajibkan untuk klub-klub yang peduli terhadap prestasi di Kabupaten Ponorogo itu harus didaftarkan ke SI,” pungkasnya. (hmr)