PONOROGO – Berbagai kalangan mengikuti kegiatan jelajah situs sejarah di Kabupaten Ponorogo, Sabtu (23/8/2025). Kegiatan kunjungan ke situs sejarah di Ponorogo ini merupakan upaya konkret untuk menautkan generasi muda dengan jejak sejarah dan budaya leluhurnya.
Di Museum Peradaban Transit tersimpan koleksi artefak era Hindu Buddha dan alat-alat pertanian dan rumah tangga tempo doeloe.
Jelajah Situs dimulai di situs Makam Batara Katong (tokoh pendiri Kabupaten Ponorogo utusan Kerajaan Demak). Lalu dilanjutkan ke situs Gunung Gae, situs Medang, stom atau pembangkaran gamping peninggalan Belanda dan Monumen Reog Ponorogo.
Menariknya, peserta mengunjungi artekak berupa lingga yoni yang tersimpan di rumah Jemarin, warga Dusun Bogen, Desa/Kecamatan Sampung. Empat berupa yoni dan satu yoni lengkap dengan lingganya yang menancap. Artefak tersebut dibuat sekitar abad 10 Masehi.
“Lima artefak itu ditemukan di sawah saya tahun 2006, kemudian beramai-ramai dibawa ke rumah saya. Saya berharap Pemkab Ponorogo membantu membuatkan tempat untuk artefak tersebut, karena banyak yang berkunjung kemari,” ujarnya.
Peserta Jelajah Situs dikenakan biaya Rp 50.000 per orang, mendapat fasilitas makan siang dan snack. Berbeda dengan jelajah tahun sebelumnya yang naik kereta kelinci, jelajah sekarang dibantu Pemkab Ponorogo berupa dua bus dan satu Elf.
Arif Basuki, Ketua Komunitas Kepurbakalaan Jawa Kuno Kulon Wilis, berharap Jelajah Situs bisa menjadi agenda Pemkab Ponorogo setiap bulan, mengingat besarnya minat peserta.
“Kalau pendaftatan tidak kami batasi pesertanya bisa membludak, bisa lebih dari 100 orang. Selain itu kegiatan ini juga semacam cek ombak untuk mengetahui minat masyarakat mengikuti jelajah ini,” kata anggota Tim Pendaftar Cagar Budaya Kabupaten Ponorogo ini.
Sementara Titis Musito, koordinator Jelajah Budaya, mengatakan nantinya Jelajah Situs akan menjadi salah satu kegiatan Museum Peradaban Ponorogo. “Kegiatan Jelajah Situs ini merupakan salah satu kegiatan literasi museum,” ujarnya. (bud/hmr)