PONOROGO – Teknik melukis langsung di tempat (on the spot) memberikan tantangan sendiri bagi peserta Festival Melukis Grebeg Suro 2025 di Kabupaten Ponorogo. Acara ini membuktikan tingginya kreativitas warga setempat.
“Di Ponorogo mungkin belum banyak yang tahu melukis on the spot secara langsung, apalagi bersama seniman. Kemudian, masyarakat bisa terlibat langsung, melihat, dan berbaur. Ini adalah edukasi yang sangat berharga,” ujar seniman Imam Subandi, Sabtu (21/6/2025).
Sebanyak 50 orang mengikuti festival melukis ini di sepanjang Jalan HOS Cokroaminoto, Kabupaten Ponorogo. Mereka melukis berbagai objek dan suasana dari pukul 9.00 hingga 16.00.
Peserta festival berasal dari beragam latar belakang, mulai dari pelajar hingga lansia, dengan profesi beragam seperti seniman profesional, pedagang, hingga petani.
“Ini mungkin pertama kalinya ada lukisan on the spot di tempat umum. Semoga ke depan bisa lebih semarak lagi, melibatkan lebih banyak orang, termasuk anak-anak SD,” kata Imam, yang turut serta dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, melukis on the spot melatih mental pelukis karena harus fokus di tengah keramaian. Ditambah, banyak orang yang menyaksikan langsung proses melukis, sehingga bisa menimbulkan rasa grogi.
Sebagai seniman yang mendalami seni rupa, Imam melihat perkembangan seni di Ponorogo semakin baik. Kreativitas mereka tumbuh berkat dukungan kegiatan seperti festival ini dan pameran seni rupa.
Perkembangan kreativitas warga dan seniman lokal membuatnya yakin Ponorogo bisa masuk jejaring kota kreatif dunia. Predikat ini diberikan oleh UNESCO melalui program UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
“Yang dibutuhkan sekarang adalah apresiasi masyarakat terhadap karya seniman lokal. Selain itu, perlu edukasi agar masyarakat lebih menghargai hasil karya, seperti dari pengrajin, yang kadang ditawar murah karena kurang pemahaman akan seni,” tutur Imam. (hmr)