PONOROGO – Pemerintah Kabupaten Ponorogo kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian budaya daerah melalui penyelenggaraan Festival Karawitan Umum yang resmi dibuka oleh Bupati Ponorogo, H. Sugiri Sancoko, S.E., M.M., pada Rabu (18/06/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Sugiri menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya festival ini dan menegaskan pentingnya budaya sebagai fondasi pembentukan karakter generasi muda.
“Syukur alhamdulillah, kita bisa berkumpul siang ini dalam keadaan sehat wal afiat. Kita hadir di sini bukan sekadar menyelenggarakan perlombaan, tetapi menyalakan kembali bara semangat budaya yang mulai meredup.” ujarnya.
Bupati menekankan bahwa Ponorogo memiliki mimpi besar menjadi kota santri sekaligus kota budaya. Untuk mencapai visi itu, menurutnya, dibutuhkan kerja keras yang konsisten dari semua lapisan masyarakat.
“Mimpi besar Ponorogo menjadi kota santri dan budaya tidak boleh hanya sekadar angan. Harus mulai kita upayakan dari sekarang dengan cara-cara yang nyata dan tidak boleh berhenti dengan budaya adalah jantung peradaban kita.” tambahnya.
Bupati Sugiri secara khusus menyoroti pentingnya menghidupkan kembali tradisi karawitan khas Jawa yang dahulu begitu akrab di kalangan masyarakat namun kini mulai terpinggirkan. Ia mengisahkan bagaimana kesenian ini pernah meramaikan hari-hari masa kecilnya.
“Dulu waktu saya kecil, karawitan adalah hiburan sekaligus pendidikan. Namun sekarang nyaris terlupakan. Hari ini kita coba nyalakan kembali semangat itu, melalui festival ini.” jelasnya.
Menurut Bupati, pendidikan dan budaya adalah dua hal yang harus berjalan berdampingan. Ia mengutip pemikiran Ki Hajar Dewantara.
“Pendidikan menajamkan pikiran, sementara budaya memperhalus perasaan. Kalau dua hal ini kita rajut bersama, insyaAllah akan lahir generasi yang tidak hanya cerdas otaknya, tapi juga lembut hatinya. Generasi yang tidak hanya gagah secara penampilan, tapi juga mulia akhlaknya.” tegasnya.
Sebagai bentuk motivasi dan dukungan nyata, Bupati juga mengumumkan hadiah spesial bagi para pemenang lomba. Ia menyampaikan akan memberikan hadiah berupa gong alat musik tradisional Jawa dengan jenis berbeda sesuai peringkat. Juara pertama akan mendapatkan gong perunggu, juara kedua mendapatkan gong kuningan, dan juara ketiga mendapat gong besi. Dengan gaya khasnya, Bupati menyampaikan pesan yang menghibur namun sangat bermakna.
‘Juara tiga jangan cemburu, karena cara menghilangkan cemburu adalah dengan jadi juara satu. Maka bertarunglah dengan effort, kemampuan, dan spirit terbaikmu. Karena menjadi juara itu bukan sekadar mendapat hadiah, tapi menjadi pemenang dalam kehidupan.” tuturnya penuh semangat.
Menutup sambutannya, Bupati menyampaikan permohonan maaf jika ada kekurangan dalam penyelenggaraan dan berharap festival ini menjadi langkah awal menuju kebangkitan budaya yang lebih masif di Ponorogo.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Festival Karawitan Remaja dan Umum saya nyatakan resmi dibuka. Mari kita gemuruhkan budaya dari semua penjuru. Ponorogo harus terus maju dengan semangat kebudayaan,” tutupnya.
Festival ini sendiri adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan di grebeg suro 2025. Diharapkan, selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi ruang ekspresi, pembelajaran, dan regenerasi bagi seniman muda daerah.
Dengan penyelenggaraan ini, Pemerintah Kabupaten Ponorogo berharap nilai-nilai tradisi dan budaya yang selama ini menjadi warisan leluhur bisa tetap hidup, berkembang, dan mengakar kuat di hati generasi masa kini dan masa depan. (hmr/why)