Ponorogo – Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar rapat koordinasi percepatan pencapaian visi misi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2025-2029 di Ruang Rapat Bantar Angin, Kantor Bupati Ponorogo. Hadir dalam acara tersebut Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Lisdyarita, Sekretaris Daerah Agus Pramono, Ketua DPRD Dwi Agus Prayitno, serta perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
Bupati Sugiri Sancoko menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, terutama dalam penanganan sampah. “Saya ingin ketika anak-anak berangkat sekolah, tidak ada lagi tumpukan sampah,” tegas Sugiri. Ia menekankan pentingnya sumber daya manusia yang unggul dan perencanaan yang matang dalam mengatasi persoalan sampah, termasuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican yang kerap menjadi sorotan media sosial.
“Ini bukan hanya sampah hari ini, tapi akumulasi dari puluhan tahun lalu. Harus tuntas dalam periode ini,” tambahnya.
Kepala DLH Ponorogo, Marjono, SP, MMA, menyampaikan bahwa 12,92% wilayah Ponorogo masuk kategori lahan kritis. Beberapa program unggulan yang akan dijalankan meliputi:
1. Penghijauan dan rehabilitasi lahan kritis serta sumber air.
2. Pemantauan kualitas lingkungan.
3. Pemeliharaan Wengker Park.
4. Pembinaan Program Kampung Iklim (Proklim).
5. Pembibitan tanaman dan pengendalian pencemaran.
6. Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK).
Marjono juga menyampaikan perubahan kebiasaan masyarakat, seperti mengganti souvenir pernikahan dengan bibit tanaman. “Minimal bibit jeruk atau kelapa, syukur-syukur yang produktif. Menanam harus pakai rasa,” ujarnya.
Selain itu Bupati Sugiri menargetkan pembentukan bank sampah di 100 desa tahun ini dengan melibatkan generasi muda. “Kita libatkan simoman-sinoman (pemuda) Ponorogo untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” tegasnya.
Ketua DPRD Ponorogo, Dwi Agus Prayitno, menyambut baik langkah relokasi TPA dan mendorong percepatan penyelesaian persyaratannya.
“alhamdulillah ini sudah ada langkah relokasi, makanya untuk relokasi ini bisa dipercepat apa yg menjadi persyaratan bisa dipenuhi sehingga kita bisa mengurai sampah.”
Sementara Wakil Bupati Lisdyarita menekankan pentingnya edukasi pengelolaan sampah. “dalam hal pembuangan sampah masih banyak istilanya nanti kalau pampes nya di bakar anaknya kepanasan,
jadi itu perlu edukasi yg sangat luar biasa, masih banyak yg terkadang di pinggir sungai itu ada yg membuang alat alat rumah tangga, kursi, kasur langsung di buang di sungai, ketika hujan deras itu bisa membuat jembatan putus.” ungkapnya.
Kepala Bapeda, Agus Sugiarto, menyatakan bahwa pembangunan TPA dan program penghijauan sudah on track, tinggal dioptimalkan.
“Jadi ada dua realokasi on track untuk skema pembangunan, TPA Sudah, Sampah Sudah, penghijauan tadi juga sudah tinggal mengoptimalisasikan.”
Asisten 1 Setda, Bambang Suhendro, menambahkan bahwa alat berat akan digunakan untuk membersihkan sampah di sungai.
“untuk mengurai untuk mengurangi sampah kita akan menggunakan alat berat, di sungai-sungai yg ada kelokannya”.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Ponorogo berkomitmen mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan bersih. (hmr)