Ponorogo – Acara Tadarus Budaya yang diselenggarakan oleh para seniman Kota Ponorogo bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo dilaporkan berlangsung meriah pada Sabtu (15/3/2025). Acara tersebut digelar di Paseban Alun-Alun Ponorogo sebelah utara dan dihadiri oleh para seniman serta Komunitas Reog Ponorogo se-Karesidenan Madiun dan Wonogiri, yang menampilkan pertunjukan seni Reog.
Dilaporkan bahwa puluhan dadak merak yang tampil berhasil memukau ribuan penonton yang memadati alun-alun, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Suasana semakin semarak dengan dentuman gamelan dan atraksi barongan yang mengundang decak kagum.
Salah satu komunitas yang turut memeriahkan acara ini adalah Komunitas Reog Ponorogo Gagrak Magetan, yang membawa seperangkat gamelan kuno dari tahun 1960-1970an asal Desa Sampung serta dadak merak tahun 1990-an. Andri Agus Setiawan, salah satu pengurus Komunitas Reog Ponorogo Gagrak Magetan, menyatakan bahwa tahun lalu mereka tidak membawa dadak merak, hanya menampilkan kesenian kucingan. Namun, kali ini mereka ikut serta meramaikan Tadarus Budaya dengan menghadirkan dadak merak dan gamelan kuno.
Andri, yang dikenal sebagai seniman muda asal Magetan, menjelaskan bahwa dua dadak merak yang dibawa memiliki nama serta nilai historis tersendiri. Salah satunya bernama Slamet, buatan tahun 1950, yang dimiliki oleh Group Reog Dusun Duwet, Plaosan. Sedangkan yang satunya lagi bernama Jenar, buatan tahun 1980, yang berasal dari Group Reog Singo Mangkujoyo, Mangkujayan, Magetan. Selain itu, dua ikon sesepuh Reog Ponorogo Gagrak Magetan, yaitu Sukir atau yang dikenal sebagai Mbah Dimpil dan Mbah Jumali, juga ikut hadir dan menampilkan tari Druwon ciri khas Magetan.
Kehadiran gamelan dan dadak merak kuno ini semakin menambah nilai budaya dalam gelaran Tadarus Budaya. Para seniman dan pecinta Reog berharap acara seperti ini terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya khas Ponorogo yang telah mendunia. (hmr)