Ponorogo – Kiai Ageng Muhammad Besari, seorang ulama karismatik asal Ponorogo, dikenal sebagai penyebar Islam yang berpengaruh di daerah Tegal Sari, Jetis. Makamnya yang selalu ramai pengunjung mencerminkan besarnya pengaruh dan warisan yang beliau tinggalkan.
Bagi masyarakat Ponorogo, nama Kiai Ageng Muhammad Besari bukanlah hal yang asing. Beliau adalah tokoh penyebar agama Islam yang mendirikan pesantren dan melahirkan banyak murid berpengaruh. Makamnya hampir tidak pernah sepi dari peziarah, kecuali saat ditutup untuk perawatan.
Saat ditemui media, Setiyo Wardani, keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, menuturkan bahwa eyangnya mulai membuka wilayah Tegal Sari pada tahun 1700 atas perintah gurunya, Kiai Donopuro. Ia juga menegaskan pentingnya menjaga peninggalan bersejarah ini.
“Harapan saya, peninggalan yang memiliki nilai religius dan sejarah tinggi ini tetap lestari. Sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, jadi kita harus ikut nguri-nguri (melestarikan). Semoga ilmu dan peninggalan ini terus memberikan manfaat,” ujar Wardani, Jumat (7/3/2025).
Tak hanya itu, Kiai Ageng Muhammad Besari juga dikenal memiliki guru yang bukan ulama sembarangan. Dengan proses belajar mengajar yang mendalam, beliau berhasil membangun nama besar dalam dunia pendidikan Islam. Hingga kini, sejarah mencatat kiprah dan peninggalannya yang tetap dijaga dan dirawat oleh masyarakat. (hmr)