Ponorogo – Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kabupaten Ponorogo berhasil merealisasikan penerimaan pajak tahun 2024 sebesar 423,33 miliar atau 100,5 persen dari target 423,1 miliar.
Menurut Kepala KPP Pratama Ponorogo, Indra Priyadi, penerimaan pajak tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 10,78 persen dari tahun 2023.
“Tumbuh sebesar 10,78 persen dari tahun 2023, 2023 kita mendapatkan penerimaan sebesar 383 miliar, Alhamdulillah masih tumbuh ini lebih bagus dari Nasional, dan hanya nol koma sekian persen dari Kanwil, Kanwil tumbuh 11 persen dan KPP Pratama Ponorogo 10,78 persen,” ujar Indra (21/1/2025).
Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan dari berbagai sektor, yaitu sektor swasta 30,9 persen, jasa keuangan 42 persen, perdagangan 16 persen, dan tertinggi pada sektor industri pengolahan dari 10,1 miliar menjadi 26,7 miliar dengan pertumbuhan sebesar 164 persen.
Indra menjelaskan, dari semua pertumbuhan tersebut justru sektor Pemerintah mengalami penurunan sebesar -4,6 persen, dirinya menambahkan penurunan tersebut disebabkan oleh pemusatan pembayaran PPh instansi vertikal (ASN/TNI/POLRI), penurunan pagu anggaran belanja modal, banyaknya ASN yang pensiun dan turunnya pembayaran pajak dari Desa.
“Pertumbuhan sektor keuangan, dari perbankan yang paling banyak, tetapi ini nanti akan hilang, karena seluruh pembayaran pajaknya sesuai pasal 21 akan dipusatkan,” jelas Indra.
Indra menambahkan, “untuk penurunan pembayaran pajak dari Dana Desa kita sudah melakukan edukasi yang maksimal, sehingga tahun ini kemungkinan kami akan melakukan brain course,” tambah Indra.
Untuk penerimaan jenis pajak, pertumbuhan tertinggi pada PPh Badan dari 14,2 miliar di tahun 2023 kini naik menjadi 20,5 miliar di tahun 2024, ini mencapai target sebesar 109,3 persen dari target 18,8 miliar. Pph Final tercatat mencapai kenaikan sebesar 111,1 persen, dari target 45,7 miliar kini terlampaui 47,2 miliar.
“PPh Badan Ini didukung dari perusahaan yang baru, pembayarannya cukup bagus, semoga kedepannya dapat koperatif dalam sisi pelaporannya maupun pembayarannya,” ujar Indra.
Sementara penerimaan dari Bea Materai mengalami penurunan dari 19,8 miliar di tahun 2023 menjadi 19,1 miliar di tahun 2024. Menurut Indra, penurunan tersebut diakibatkan pergeseran dari materai manual ke materai elektronik.
“Ini karena pergeseran pembayaran materai, dari materai manual ke materai elektronik, dan kita juga ada closingan dengan kantor pos setiap 6 bulan sekali,” tambahnya.
Untuk tahun 2025 KPP Pratama Ponorogo sudah menyiapkan berbagai strategi dan layanan kepada masyarakat guna dapat melaporkan SPT Tahunan secara mudah, murah dan nyaman. Salah satunya yaitu dengan cara melayani menggunakan mobil keliling.
“Hampir setiap hari kami sudah mulai menjemput bola, jadi kami mendekati WP dengan menggunakan mobil keliling, terakhir hari jumat kemarin kami ke daerah Sawoo,” pungkas Indra.
Pada 2025 ini KPP Pratama Ponorogo juga akan berfokus pada kegiatan penyuluhan dan sosialiasi, pengawasan strategi dan wajib pajak besar, pengawasan wajib pajak pada sektor tertentu (Bendaharawan, Perdagangan Besar, Perdagangan Emas, Industri pengolahan, Jasa kesehatan dan Peternakan), kegiatan ekstensifikasi, KPDL, pengamatan wajib pajak, serta pemeriksaan dan penagihan pajak yg lebih terstruktur.
“Untuk penyuluhan dan sosialisasi kita akan melakukan pengenalan aplikasi Cortex, pengawasan terhadap WP ini dilakukan untuk mencegah WP menghindari pajak, kegiatan ekstensifikasi dan KPDL ini sama kegiatan kelapangan, dan terakhir pemeriksaan dan penagihan,” jelas Indra. (rm/jurnalissonggolangit)