Ngawi – Harga cabai rawit di Pasar Tradisional Ngawi, Jawa Timur, terus merangkak naik hingga menembus Rp90 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir dan dikeluhkan para pemilik warung makan. Tak hanya cabe rawit, yang naik termasuk cabe keriting seharga Rp65 ribu per kilogram, dan cabe rawit hijau Rp57 ribu per kilogram, untuk bawang merah Rp28 ribu per kilogram, bawang putih Rp33 ribu per kilogram, dan beras medium Rp65 ribu per kemasan lima kilogram.
Tingginya harga cabai rawit dan sejumlah sembako itu diduga disebabkan oleh pasokan yang terbatas. Khusus cabai, kenaikan terjadi karena cuaca ekstrem yang melanda sejumlah daerah penghasil cabai di Indonesia. Cuaca panas berkepanjangan membuat tanaman cabai petani mati.
Harsini, seorang pemilik warung makan di Ngawi mengatakan harga cabai rawit naik terus, sudah hampir dua bulan ini. Kalau dulu cuma Rp40 ribu per kilogram, sekarang sudah Rp90 ribu.
Kenaikan harga cabai rawit berdampak pada para pemilik warung makan. Mereka harus menyesuaikan harga jual makanan yang mereka tawarkan.
Harsini menjelaskan pihaknya terpaksa mengurangi takaran cabai atau menggantinya dengan cabai kering. Kalau tidak, pihaknya akan rugi.
Kenaikan harga cabai rawit juga dikeluhkan oleh para pedagang di pasar tradisional. Mereka mengatakan, kenaikan harga ini membuat pembeli semakin sepi.
Bagus Widiantoro, seorang pedagang di Pasar Besar Ngawi menjelaskan dulu, pembeli masih banyak yang beli cabai rawit. Sekarang, mereka malah memilih cabai merah keriting atau cabai rawit hijau yang harganya lebih murah.
Para pedagang berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga bahan pokok, termasuk cabai rawit.
Bagus berharap pemerintah bisa segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Jangan sampai harga bahan pokok terus naik dan semakin membebani masyarakat. (Yi/BeritaJatim)