Magetan – Problem self harm di kalangan pelajar Magetan coba diurai sejumlah pihak. Dinas pendidikan, kepemudaan, dan olahraga, (dindikpora) Magetan berencana mengoptimalkan andil orang tua terkait pendidikan anak.
Kepala Dindikpora Magetan Suwata, kepada wartawan Radar Magetan mengatakan terkait masalah itu, sekolah dan orang tua perlu kerja sama lebih intens.
Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak bakal ditingkatkan. Suwata menyampaikan, pihaknya bakal menerapkan program parenting. Intinya, orang tua diminta melaporkan berbagai kegiatan anak di luar jam sekolah. Sesegera mungkin parenting seperti itu akan dilaksanakan. Program parenting bakal dilakukan secara berkala. Selain mengetahui kegiatan di luar sekolah, itu juga sebagai evaluasi perkembangan anak.
Suwata menyampaikan ini akan membuat orang tua merasa teringatkan, anak perlu perhatian lebih saat di luar sekolah. Waktu siswa lebih banyak di rumah ketimbang di sekolah. Dengan program parenting, lanjut dia, orang tua bisa lebih mengawasi putra-putrinya. Kenyataannya, beberapa orang tua sibuk sendiri sehingga anak merasa kurang perhatian.
Aksi self harm menyasar ratusan pelajar di kabupaten ini. Terbaru, ditemukan 870 kasus dari berbagai jenjang pendidikan. Mayoritas SMP, ada juga yang SD maupun SMA. Mereka melakukan self harm dengan menyayati pergelangan tangan. Tindakan melukai diri sendiri itu menjurus ke fenomena barcode korea.
Ia menjelaskan pendataan terus dilakukan ke tiap sekolah berbagai tingkat, kalau ada siswa memiliki bekas luka seperti itu segera laporkan. (Yi/RadarMadiun)