Jakarta – BPJS Kesehatan menyatakan bahwa kondisi Dana Jaminan Sehat (DJS) yang sehat adalah alasan tepat melakukan upaya transformasi mutu layanan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut pengelolaan DJS Kesehatan telah mencapai titik optimal, yang ditunjukkan salah satunya melalui pertumbuhan dari hasil investasi.
Pada tahun 2022, hasil investasi mencapai Rp2,89 triliun, naik lebih dari dua kali lipat sebesar Rp1,42 triliun pada 2021. Ghufron menjelaskan, hal ini menjadi indikator bahwa strategi penempatan DJS Kesehatan dalam instrumen investasi yang aman telah membuahkan hasil signifikan.
Kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan rumah sakit saat ini terjalin sangat baik, dengan salah satu poin kerja sama disepakati untuk mengutamakan kemudahan akses bagi peserta.
Selain itu, BPJS Kesehatan turut menghadirkan beragam inovasi layanan. Hasilnya, kini peserta bisa mengakses layanan kesehatan hanya dengan menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Inovasi paling baru, adalah i-Care JKN yang berbasis digital. Melalui i-Care, petugas medis dimungkinkan melacak riwayat pelayanan kesehatan peserta dalam satu tahun terakhir.
Ghufron berharap inovasi ini tidak hanya memfasilitasi komunikasi antar dokter, tetapi juga memungkinkan penyedia layanan kesehatan memberikan perawatan yang lebih komprehensif kepada peserta. Transformasi mutu layanan dan pemanfaatan teknologi adalah langkah progresif dalam memajukan sistem kesehatan nasional.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa sektor kesehatan di Indonesia harus menjadi prioritas, termasuk pada 2024 mendatang. Pihaknya meminta agar upaya transformasi sistem kesehatan nasional dapat terlaksana dengan baik. (Fm/cnnindonesia)