Ponorogo – Dampak kekeringan di Ponorogo semakin meluas. Hingga pekan kedua bulan ini, BPBD mencatat 11 wilayah di enam kecamatan mengalami krisis air bersih. Kondisi tersebut membuat status kekeringan di kabupaten Ponorogo ditingkatkan dari siaga menjadi awas.
Kalaksa BPBD Ponorogo Masun menjelaskan beberapa daerah di Jawa Timur bahkan sudah naik ke tanggap darurat atau meluas ke 50 persen wilayah. Meluasnya dampak kekeringan berbanding lurus dengan dropping air.
Pihaknya harus pandai mengatur ritme guna mencukupi kebutuhan air bersih warga terdampak tiap pekan. Jika warga terdampak krisis air bersih semakin bertambah, dipastikan pihaknya bakal kelabakan.
Alokasi APBD untuk bantuan air bersih terbilang cupet, bahkan diperkirakan habis di bulan ini. Nasib baik masih berpihak pada BPBD Ponorogo. Usulan dana siap pakai (DSP) yang diajukan ke BNPB Rp 250 juta dikabulkan beberapa waktu lalu.
Uang tersebut, nantinya digunakan meng-cover seluruh agenda penanganan kebutuhan air bersih sampai Desember mendatang. Termasuk mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Masun menambahkan, potensi kekeringan memungkinkan semakin meluas. Seiring, debit air bersih sejumlah wilayah yang masuk peta kekeringan mulai menyusut. Sementara musim penghujan diprediksi mulai November mendatang. (Yi/RadarMadiun)