PSN Kendor, DBD Meneror, Dinkes Waspadai Potensi Lonjakan Kasus Meningkat

Ngawi – Demam Berdarah Dengue alias DBD tak boleh dianggap sepele. Sepanjang tahun ini, di Kabupaten Ngawi dua nyawa melayang akibat terpapar DBD.

Yang memprihatinkan, kedua korban DBD yang disebabkan oleh gigitan Aedes Aegypti tersebut masih berusia lima tahun dan delapan tahun.

Pengelola Program Penyakit Menular Vektor Dinkes Ngawi Anang Ristanto menegaskan bahwa jangan sampai kasus DBD naik kembali.

Data dinkes setempat, jumlah kasus DBD dari Januari hingga akhir Agustus lalu mencapai 266 kasus. Terbanyak terjadi pada Januari-Februari lalu, saat puncak musim hujan.

Namun yang patut menjadi catatan, dua balita yang jadi korban tewas tersebut terpapar DBD pada bulan April dan Juni.

Fakta tersebut menandakan bahwa DBD tak hanya mengancam nyawa di saat puncak musim penghujan.

Kasus DBD terbanyak sepanjang tahun ini ditemukan di Kecamatan Geneng dan Pitu. Anang menghimbau masyarakat harus selalu waspada.

Jumlah kasus DBD tahun ini diibaratkan sebagai alarm kuning. Pasalnya, 266 kasus tersebut terdata hanya sampai Agustus.

Ia menjelaskan tahun lalu mencapai 673 kasus. Tahun ini bisa saja terjadi peningkatan kasus, kalau tidak diantisipasi dengan baik.

Dinkes mengimbau masyarakat untuk gencar melaksanakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Seperti yang dipahami banyak orang, caranya dengan menguras, mengubur, dan menutup tempat-tempat penampungan air.

Anang juga berpesan bahwa PSN merupakan tanggung jawab setiap individu. Jangan kendor dalam melaksanakan PSN. (Yi/RadarMadiun)