Ngawi – Dampak kemarau panjang membuat debit air di Waduk Pondok yang terletak di Desa Dero, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur mulai mengering. Akibatnya ribuan hektare lahan pertanian yang berada di 22 Desa yang tersebar di empat kecamatan terancam tak terairi dan gagal panen.
Kepala UPT wilayah II Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Ngawi Zainal Arifin, Kamis (21/9/2023) menyampaikan bahwa waduk dengan kapastitas air mencapai 28,8 juta kubik tersebut saat ini hanya tersisa 6,3 juta meter kubik. Sementara air yang bisa dikeluarkan hanya tinggal 1 juta meter kubik, karena elevasi mati Waduk Pondok minimal 5 juta meter kubik. Pasokan air tersebut diprediksi hanya mampu mengaliri lahan pertanian warga selama lima hari kedepan.
Arifin menuturkan selain karena kemarau panjang, kondisi ini diperparah dengan tidak bisa ditutupnya pintu air. Akibatnya, sebanyak 60.000 liter per detik air terbuang sia-sia selama dua bulan lebih. Hal itu yang disinyalir mejadi faktor utama menyusutnya air waduk. Padahal pada awal musim kemarau, keadaan elevasi air waduk mencapai 20 meter kubik.
Arifin menambahkan kondisi ini jika kondisi ini terus berlanjut maka berpotensi mengancam ribuan hektare lahan pertanian warga. Pasalnya rata-rata tanaman padi milik petani saat ini baru berusia 40 hari. Artinya tanaman padi milik petani masih membutuhkan pengairan sampai masa panen yang diprediksi pada bulan Oktober mendatang. Sekarang petani hanya berharap turunnya hujan, Kalau tidak ada hujan. Akibatnya tanaman padi petani kering dan gagal panen.
Diketahui luas Waduk Pondok dengan 2.596 hektare ini menjadi pemasok utama 3.450 hektare wilayah pertanian di sekitarnya. Daerah irigasi tersebut meliputi empat kecamatan, yakni Kecamatan Bringin, Kecamatan Padas, Kecamatan Karangjati, dan Kecamatan pangkur. Dikhawatirkan jika tidak ada solusi dari pemerintah ataupun dinas terkait, ribuan hektare tanaman padi tersebut akan mengalami gagal panen pada masa tanam ke tiga ini. (Nh/soloposjatim)