Madiun – Unuk menjaga kestabilan dan harga kebutuhan pokok (bapok) di Wilayah Madiun, Pemkab Madiun mulai tanggapi kenaikan harga bapok di pasar tradisional yang membuat masyarakat gelisah. Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkop-UM) setempat pun tidak menampik harga beberapa komoditi di pasar merangkak naik.
Menurut Sekretaris Disperdagkop-UM Kabupaten Madiun Agus Suyudi, kenaikan harga beras disebabkan penurunan produksi padi pada akhir panen raya musim ini. Faktor cuaca kurang mendukung pertanian, begitu juga serangan hama, serta mahalnya harga pupuk mendorong harga gabah dari petani terkerek naik.
Tingginya harga juga terjadi pada komoditi cabai rawit. Sama seperti padi, penyebab kenaikan harga cabai karena faktor musim kemarau panjang dan sudah lewat masa panen raya.
Agus memastikan intervensi Pemkab Madiun masih akan terus diupayakan. Langkah pertama dengan memonitoring harga bapok di pasar. Kedua, melakukan koordinasi dengan Bulog madiun agar beras subsidi untuk pedagang tetap disalurkan sesuai alokasi normal.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan Bulog supaya SPHP tidak berhenti disalurkan di pasar. Diketahui, harga sejumlah bapok di Kabupaten Madiun mulai melejit. Mulai dari komoditi beras medium dari Rp 11 ribu menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Cabai rawit saat ini mencapai Rp 40 ribu per kilogram dan daging ayam di angka Rp 35 ribu per kilogram. (Sg/RadarMadiun)