Ponorogo – Di Ponorogo ternyata ada kampung mati yang telah lama ditinggalkan oleh warganya. Dulu perkampungan di Kabupaten Ponorogo ini dihuni oleh kurang lebih 20-an KK dan kini cuma dihuni satu kk saja.
Yang mana, 20-an KK tersebut merupakan orang berada dengan rumah-rumah bagus untuk ukuran pedesaan.Selain itu, mereka juga memiliki banyak ternak seperti sapi, kambing dan sejenisnya.
Namun, sekitar tahun 1980-an warga kampung di Ponorogo tersebut satu persatu pindah ke tempat yang lain.Kini, kampung yang berada di tengah hutan dan di atas bukit ini hanya dihuni oleh satu keluarga saja.
Dilansir dari kanal Youtube Jejak Richard, kampung mati itu di Desa Truneng, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Kampung mati ini lebih dikenal dengan sebutan Kampung Banyon.
Disebutkan bahwa warga Kampung Banyon perlahan mulai meninggalkan kampung karena beberapa alasan.Mereka meninggalkan kampung lantaran letaknya berada di tengah hutan, sehingga tidak mudah ditempuh dengan kendaraan.
Untuk menuju perkampung ini harus melewati jalan setapak yang menanjak hingga ke tengah hutan.Warga harus ekstra hati-hati saat melewati jalan setapak itu karena letaknya berada di tepi jurang.
Tak hanya itu, untuk sampai ke Kampung Banyon juga harus melewati sungai yang cukup besar.Saat musim hujan dan terjadi banjir, maka jalur utama ini sangat sulit untuk dilewati.
Kini kampung mati ini hanya ditinggali oleh satu keluarga.Satu keluarga tersebut adalah keluarga Pak Bonari, yang menolak pindah seperti warga lainnya.Pak Bonari memilih tetap tinggal di tengah hutan bersama keluarga karena masih nyaman tinggal di sana.
Sehari-hari mereka menghabiskan waktu untuk berladang, yang hal itu adalah menjadi mata pencaharian mereka.Menurut penurutan anak dari Pak Bonari, sebenarnya mereka juga ingin pindah seperti warga lainnya.(Hs/Jatimnetwork)